Single Fighter Multi Trouble part 2

Beberapa bulan yg lalu aku berkunjung ke rumah kakak ku yang stay di Kota Surabaya. Aku brngkt bersama ayahku yang sekalian untuk mnjemput ibu dan adikku yang sudah hampir sebulan liburan dsana. Slama disana aku byk mnghabiskan waktu untuk wisata kuliner dan sempat bermalam di Kota  Malang selama 1 hari. Setelah 2 hari berlalu kami kembali pulang menuju Balikpapan dengan penerbangan malam hari. Sungguh perjalanan yg melelahkan, tapi tetap suasana liburan brsama family bisa membayar rasa lelah yang sbenarnya sudah membuat tubuhku yg kokoh ini drop tingkat dewa.  Tiba di Bandara Sepinggan Balikpapan status BBM dan twitterku pun berganti menjadi “touchdown Balikpapan”. Sepenting itukah hingga seluruh dunia hrs tau dgn kedatanganku saat itu. Sekitar jam 10an malam kami tiba di rumah disambut dgn kucing2 bokap yang bersorak –sorak girang. Mungkin karena kepergian kami selama 3 hari ini membuat mereka terpaksa menentukan nasib mereka sendiri. 

Dengan tergesa-gesa aku langsung bergerak mandi, karena yang aku tau hari ini adalah jadwal  midnight Film harry potter and the deathly hallows part 1 di bioskop, aku tidak mau melewatkan premiere film ini yang tayang perdana serentak Se Indonesia bahkan se jagat raya. Sebenarnya agak canggung nonton sendirian, tapi  gak apalah, demi gengsi karena bangga ntn pertama kali mengalahkan rasa penasaran ttg  lanjutan cerita sequel film fenomenal ini, aku pun tetap  melanjutkan niat ku untuk berkunjung ke XXI e walk. Di loket pembelian tiket , suasana antrian panjang pun brlangsung. Alhasil aku mendapat posisi duduk di paling depan.

Saat itu aku telah duduk manis di kursi empuk berwarna merah. Kalau masih bisa memilih tentu saja aku akan mengambil tempat ternyaman di tengah. Apalah dayaku, hanya deretan ini yang tersisa. Walaupun selesai nonton nanti bisa diprediksi leher ku akan loyoh dan pegel seperti salah bantal. Selama film brlangsung aku antusias melihat Harry, Ron dan Hermione sedang melawan Lord Voldemort dengan tentu saja efek yang mahadasyat. Namun sayangnya malam itu aku kurang beruntung, baru sesaat aku menikmati pertualangan Harry nan menakjubkan, sudah ada hal lain yg mngganggu.  Aku mndengar suara mendengkur (ngorok) seseorang yang tepat duduk di sebelahku. Anda tau betapa menyebalkan bunyi suara itu. Didalam bioskop? Selama film berlangsung? Arghhhhh… (seharusnya selain larangan ngobrol dan meletakkan kaki diatas kursi depan, ada juga larangan untuk tidak tidur dan ngorok di dalam bioskop. Sumpah annoying bgt!).

Setelah aku amati trnyata bapak yg ngorok disebelahku  bernasib sama dgnku malam itu yaitu ntn sndirian. Dengan trpaksa aku toleransikan ketidak nyamananku demi knyamanan tdr nya yg pulas pas disebelahku, bahkan dekat  ditelingaku. Sbenarnya pengalaman tdr di bioskop bukan hanya trjadi sama bapak disebelahku semata. Aku pun prnah melakukan hal bodoh yg sama tdr di bioskop, tapi bedanya aku bersama teman2 shg jika aku ngorok ada yg membangunkanku. TKP waktu itu di XXI plasa ex (Plasa Indonesia Extension), saat itu kami ntn midnight 2fast and 2furious. Aku tertidur pulas setelah setengah film brlangsung.  Dan sepertinya settingan kursi empuk , suasana gelap dan dinginnya AC serta larutnya malam membuat mata ngantukku semakin menjadi, walaupun suara dolby stereo yg super keras dari film kebut2an ini tidak mnghalangiku untuk terlelap.

Okay, ingatanku membuat aku tau posisi keadaan bapak yg tidur ngorok disampingku. Pasti dia jg tdk bisa menahan rasa kantuk nya walaupun sudah byk mnggangu konsentrasi nonton orang disekitarnya, sudahlah aku hrs berdamai dengan keadaan. Aku pun tetap hanyut dalam alur cerita film fiksi  karya JK Rawling ini yang udah lama kutungu tunggu. 

sekitar satu jam pun berlalu… (aku tidak tau pastinya)

Ada 2 orang yang mengerak gerakan badanku  sambil berkata lirih “Mas, Filmnya udah abis”. Aku pun trsentak kaget ada apa dengan  2 org satpam membangunkanku. Aku pun reflek memandang ke sekelilingku yang terang  benderang dan kosong. Yang tampak hanya deretan kursi2 merah empuk dan di depan ada layar besar hanya tulisan2 kecil yang berjalan naik. Akupun sadar bahwa selama film berlangsung aku tertidur, tiba-tiba rasa malu kepada 2 org satpam yg  senyum-senyum simpul itu yang membuat aku terjaga dari tidur. Akupun jalan cepat setengah berlari  menuju pintu keluar dengan perasaan yang simpang siur canggungnya. Aku membayangkan bagaimana bisa aku tdk bangun ketika lampu bioskop nyala, dan ruangan yang penuh orang tidak ada satu orang pun yg membangunkanku. Apa yang ada dipikiran mereka yang lewat satu persatu tepat di hadapanku secara aku duduk di kursi paling depan. Pasti ada yang tertawa bersama pasangan mereka. bahkan aku jd objek ledekan mereka yang ramai2 brsama teman ntn film itu. Bagaimana bentuk wajahku pada saat aku tdr td? Apakah aku ngorok? Ya ampun seisi bioskop pasti tidak lupa dengan wajahku karena mereka tidak lebih satu meter berjalan dan melihat jelas di depanku. Mungkinkah ada yang memotretku dengan BB mereka dan diupload kemudian jd bahan ledekan seru? Ataukah aku menjadi trending topic di twitter malam itu? Smua prtanyaan itu merasuki pikiranku selama perjalanan pulang kerumah. Mungkin yang harus kulakukan adalah tidak tergiur midnight malam itu, atau istirahat saja di rumah dari perjalanan panjang. Ataupun mengajak teman atau pacar untuk nonton yang super dadakan itu. 

Tapi semua sudah terjadi dan berlalu. Yang pasti trauma untuk nonton midnight selalu menghantuiku hingga saat ini. Apakah si Harry telah berhasil menyihirku dengan mantranya "avada kadavra" sehingga aku tertidur pulas? Dan apa kabar bapak yang tertidur disebelahku itu? Yang pasti dia lagi tertawa bahagia jika membayangkan kejadian bodoh yg kualami di malam nightmare itu.