Laman

Kamis, 22 September 2011

love what you do


Siang itu ponsel yg aku taruh di samping notebook berbunyi, aku hanya bisa abaikan sejenak krn beban pekerjaan untuk hari ini lumayan padat dan aku masih berkutak dengan dokumen yg hrs segera di print. dari sound alert nya sudah jelas itu suara instant messanging, aku buka menu chat dan trnyata seorang sahabat sekaligus eks GF mnyapaku dengan memulai obrolan ber genre serius (lebih serius dari kasus dugaan korupsi di Kemenham yg  sering menjadi headline berita akhir2 ini). Sama seperti keseriusan ku mengerjakan tabel demi tabel yg sudah menyita waktu mkn siangku. dengan mengatasnamakan pertemanan, ku pending smua pekerjaan yg ada dan konsen untuk mndengarkan (lebih tepatnya membaca) curhat seorang sahabat di siang bolong itu. Okay sebut aja namanya Renata, dia merupakan sosok wanita karir yg super duper smart. Dia Lulusan S2 di Universitas terbaik di Jakarta. Di usia nya yg relatif muda, dia udah punya karir pekerjaan yg sangat cemerlang. Tapi siang itu dia sangat membutuhkan support dan advice dari seorang pekerja kantoran biasa yg minim tingkat kecerdasan intelektual dan kurangnya tingkat kecerdasan emosi. Alright.. dengan spirit of friendship yg aku punya akupun menjadi sok wise dan sok bijak di percakapan itu.

Inti cerita dari percakapan kami adalah bahwa Renata sedang kebingungan dengan tawaran dari direktur perusahaan tempat dia bekerja. Ada project besar yaitu membuat kebijakan baru tentang travelling management. Dan dia ditunjuk sebagai project leader nya. Sbenarnya aku sdikit blank dengan project tersebut tapi dari obrolan kami si Renata tampak dilema dengan posisi pekerjaannya yg sekarang udah seattle, sementara project yg ditawarkan adalah bersifat fungsional yg paling lama 2 tahunan lah kelarnya. Dilihat dari sallary tentu saja project itu sangat mnggiurkan. resiko yg hrs diambil adalah meninggalkan posisi pekerjaan smentara waktu dan apabila project berakhir apakah posisi pekerjaan yg sbelumnya ditinggalkan masih sama? Disisi lain ada faktor yg membuat Renata kurang nyaman dengan lingkungan yg ada, ntah kejenuhan pekerjaan, kurangnya tantangan ataupun lingkungan pekerjaan yg membuatnya tidak nyaman lagi.

Obrolan kami terus berlanjut hingga aku pun mengakhiri tepat jam 01.00 karena ajakan teman kntr untuk melaksanan project makan siang. Sepanjang ngelunch aku masih memikirkan obrolan tadi bersama Renata yg tentu saja dari sudut pandang permasalahnku saat ini. Ada beberapa hal yg bisa aku jadikan pelajaran buat diriku yg tentunya sering mngeluh soal rutinitas pekerjaan yg membosankan.
pergi pagi2 buta untuk absen check  lock dan pulang lebih larut untuk alasan yang sama. Kita sedikit sekali menghabiskan waktu berkualitas dengan orang yang tercinta karena lebih banyak berkutat dengan pekerjaan. Hampir setiap hari dikejar deadline dengan time table  serta perintah atasan setiap saat.  Bermodalkan dedikasi dalam berkerja dengan keharusan untuk dapat bertahan hidup semata dengan berusaha mati2an untuk gaji yg tinggi, naik taraf hidup, naik status sosial, dan tanpa sadar membiarkan kesehatan, kualitas hidup dan kualitas hubungan personal semakin turun. (Maaf yang terakhir lebih kearah curcol)

Yang harus kusadari bahwa Jangan bekerja semata2 hanya karena uang dan jabatan, ada yg jauh lebih penting dari itu. Menemukan passion di dalam diri kita, dan kerjakanlah pekerjaan berdasarkan passion tersebut dengan penuh dedikasi, maka  akan menemukan kenikmatan dalam bekerja. Jangan takut untuk mengambil resiko, karena sesungguhnya resiko adalah jaminan keamanan dalam hidup.

Kebahagiaan tidak diraih dengan menjadi yang terbaik dan memiliki everything, tetapi kebahagiaan itu diraih dengan menjadi diri kita sendiri dengan sebaik mungkin dan mensyukuri keunikan tersebut. Menjadi yang terbaik dan memiliki semuanya memang menyenangkan, tapi kita akan berusaha mati2an untuk mempertahankan posisi tersebut sehingga kadang2 jadi lupa untuk menikmati hidup. Meluangkan lebih banyak waktu untuk berteman dengan hati kita sndiri, sehingga kita tau apa yang sebenarnya kita butuhkan dalam hidup ini. (hingga saat ini aku jg belum tau pasti, apa yg bener2 aku butuhkan dalam hidup ku yg slalu crunchy dan grumpy ini)

Unleash, it's about passion! apapun yg kita lakukan, jangan lakukan untuk diri sendiri, tp semata2 karena Sang Pencipta yang menganugrahkan kita hidup, dan untuk melayani serta membahagikan orang2 di sekitar kita.

Tanpa kusadari waktu pun menunjukkan pukul 01.40 siang, akupun masih hrs mnyelesaikan tabel2 dan dokumen yg udah dikejar deadline. Dan aku pun sepertinya harus kerja lembur hari ini. huffttt

9 komentar:

  1. ckckckck semakin jagoan aja nih nulisnya.. makin lancar jaya yaa, apa aja bisa jd ide tulisan.. :D

    BalasHapus
  2. heheeeee,, masih pemula dan butuh editor khusus nh biar tulisannya pas di posting gak semrautan :)

    BalasHapus
  3. hohoho.. berani bayar brp? gw mau deh ngelamar jd editor asal bayarannya cocok why nott??? :p

    BalasHapus
  4. wew di blog ga boleh sebut merk ya heheheheee...besok takut ah curhat sama mas ron2 takut jadi ide cerita iya kalau ceritanya bagus kalau kagaa mati belande hihihi

    teruskan mas we love u #loh kaya artis

    BalasHapus
  5. merek yg mana nh? maap maklum salah satu sponsor :p btw ntar aku mau nulis soal leony ah... xixixixixii

    BalasHapus
  6. merk pengganti renata ahaaay I know her wuekekekekekekek......wah wani piro mas
    ngangkat cerita hidup saya jadi tulisan mas
    hahahahaha

    BalasHapus
  7. oo maksudnya renata BIG BRO ya?? heheeeee
    wah harga teman lah...

    BalasHapus
  8. wah malah lari ke big bro kebanyakan nnton reality show nie :p
    harga teman itu harga bantu mas jadi tolong bantu semaksimal mungkin yaaa hahaha

    BalasHapus