Laman

Selasa, 05 Juli 2011

Single Fighter Multi Trouble


Pagi ini aku bangun dengan habit yang gak ilang2, yaitu kesiangan. Sepertinya alarm BB yang udah disetting permanen belum bisa mengatasi kebiasaan buruk molor di hari kerja seperti ini. Tanpa wajah panic tapi tetap tergesa gesa menuju kamar mandi dan melakukan ritual yang biasanya berdurasi 10 menitan aku habiskan di ruangan sempit itu untuk meng upgrade tingkat kesegaran mata dan body tentunya. Terkadang ingin rasanya ada yang membangunkanku  dengan ciuman hangat atau sentuhan lembut dari orang yang paling aku cintai. Tapi pagi ini keinginan ku kpd ALLAH dan juga yang menjadi doa utama dari kedua orangtuaku masih pending dan sedang menunggu Delivered (D) menjadi Read(R) <---- balada BBM. Dan pagi ini dengan alesan matahari yang terbit lebih awal sepertinya (ngeles) aku tetap bangun dengan masih berstatus “RELATIONSHIP” not “MARRIED”. 

Berbekal keyakinan dan doa niat berkerja aku segera menuju ke kantor yang lumayan jauh dari tempat tinggalku saat ini. Disimpangan lampu merah aku tampak bingung dan ngerasa dompet “bally andalan” ku ketinggalan dan tanpa keraguan aku putar balik arah kembali untuk menjemput dompet yang isinya sekitar kartu2 yang bisa dijadikan penebal dompet saja. Sebenarnya yang aku perlukan adalah bekal buat bayar BRUNCH (Breakfast sekalian Lunch) dan SIM, STNK buat jaga2 karena di dekat kantor sering sekali razia kendaraan. Setelah sampe kembali ke rumah aku mencari lokasi dimana dompet ku sering aku letakkan tapi entah kenapa sosok dan wujudnya tidak tampak ada disitu. Panik dan berusaha mengingat memori dimana aku menyimpan dompet itu semalam setelah makan di angkringan bersama teman2 senasib tidak seperjuangan. Aku terus mencari sambil meraba di saku bagian belakang celana kerjaku yang aku pakai saat itu dan ternyata disitulah dia berada. OMG.. ada apa denganku?kenapa aku sepikun ini? Serapuh inikah aku? (maaf sedikit lebay), dan aku butuh seseorang disaat saat seperti ini. 

Hal ini membuat aku setuju atas buku yang pernah ditulis oleh  Kate Figes, pengarang buku hubungan manusia termasuk Couples and Life After Children, Dia mengatakan, "Pernikahan, atau komitmen hubungan apa pun, adalah baik untuk kita. Hal tersebut mensosialisasikan kita. "Dalam hubungan, anda memiliki seseorang yang menemani anda dan mengajari anda untuk menjadi lebih baik. Jika anda memiliki seseorang yang mendukung anda melalui suka dan duka, kerapuhan anda akan berkurang." Dan Sepertinya aku harus segera menghentikan status "Single Fighter Multi Trouble” ini menjadi “Just Merried”.

4 komentar:

  1. saya suka yang ini, bakal menarik kalau perempuan nulis begini juga tapi kebalikannya betapa repotnya mengurus pasangan yang dulunya adalah single fighter multi trouble tapi itu jadi sesuatu yang sangat menarik dan gak bakal dilupain. lanjut mas semangat :)

    BalasHapus
  2. haha....yg pasti akan menjadi SESUATU bgt

    BalasHapus